Minggu, 21 April 2013

HEAT TREATMENT LOGAM


HEAT TREATMENT

Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses untuk mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik terance ( tungku ) pada temperature rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air garam, oli dan solar yang masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda.
Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat dipengaruhi oleh struktur mikrologam disamping posisi kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan mempunyai sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah. Dengan adanya pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan tertentu maka bahan-bahan logam dan paduan memperlihatkan perubahan strukturnya.
Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses pemanasan aatu pendinginan dari suatu logam atau paduannya dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat tertentu. Untuk mendapatkan hal ini maka kecepatan pendinginan dan batas temperature sangat menetukan.

Jenis-jenis Heat Treatment                               

a. Quenching ( pengerasan )
Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses pemanasan logam sehingga mencapai batas austenit yang homogen. Untuk mendapatkan kehomogenan ini maka audtenit perlu waktu pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan ke dalam media pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang kita inginkan untuk mencapai kekerasan baja.
Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak sempat berubah menjadi ferit atau perlit karena tidak ada kesempatan bagi atom-atom karbon yang telah larut dalam austenit untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk sementitoleh karena itu terjadi fase lalu yang mertensit, imi berupa fase yang sangat keras dan bergantung pada keadaan karbon.
b. Anneling
Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose pemanasan baja di atas temperature kritis ( 723 °C )selanjutnya dibiarkan bebrapa lama sampai temperature merata disusul dengan pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar temperature bagian luar dan dalam kira-kira samahingga diperoleh struktur yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin udara.
Tujuan proses anneling :
  1. Melunakkan material logam
  2. Menghilangkan tegangan dalam / sisa
  3. Memperbaiki butir-butir logam.
c. Normalizing
Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga mencapai fase austenit yang kemudian diinginkan secara perlahan-lahan dalam media pendingin udara. Hasil pendingin ini berupa perlit dan ferit namunhasilnya jauh lebih mulus dari anneling. Prinsip dari proses normalizing adalah untuk melunakkan logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan tertentu dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak. Mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung dari kadar karbon.

d. Tempering
Proses tempering adalah pemanasan baja sampai temperature sedikit di bawah temperature kritis, kemudian didiamkan dalam tungku dan suhunya dipertahankan sampai merata selama 15 menit. Selanjutnya didinginkan dalam media pendingin. Jika kekerasan turun, maka kekuatan tarik turun pula. Dalamhal ini keuletan dan ketangguhan baja akan meningkat. Meskipun proses ini akan menghasilkan baja yang lebih lemah. Proses ini berbeda dengan anneling karena dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak, mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung oleh kadar karbon.

Jenis-jenis pengerasan permukaan

1. karburasi
Cara ini sudah lama dikenaloleh orang sejak dulu. Dalam cara ini, besi dipanaskan      di atas suhu dalam lingkungan yang mengandung karbon, baik dalan bentuk padat,    cair ataupun gas. Beberapa bagian dari cara kaburasi yaitu kaburasi padat, kaburasi cair dan karburasi gas.

2. karbonitiding
Adalah suatu proses pengerasan permukaan dimana baja dipanaskan di atas suhu kritis di dalam lingkungan  gas dan terjadi penyerapan karbon dan nitrogen. Keuntungan karbonitiding adalah kemampuan pengerasan lapisan luar meningkat bila ditambahkan nitrogen sehingga dapat diamfaatkan baja yang relative murah ketebalan lapisan yang tahan antara 0,80 sampai 0,75 mm.

3. cyaniding
Adalah proses dimana terjadi absobsi karbon dan nitrogen untuk memperoleh specimen yang keras pada baja karbon rendah yang sulit dikeraskan.

4.    Nitriding
adalah proses pengerasan permukaan yang dipanaskan sampai ± 510°c dalam lingkungan gas ammonia selama beberapa waktu

HEAT TREATMENT PADA BAJA
MENGENAL PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT) PADA BAJA

Sifat mekanik tidak hanya tergantung pada komposisi kimia suatu paduan, tetapi juga tergantung pada strukturmikronya. Suatu paduan dengan komposisi kimia yang sama dapat memiliki strukturmikro yang berbeda, dan sifat mekaniknya akan berbeda. Strukturmikro tergantung pada proses pengerjaan yang dialami, terutama proses laku-panas yang diterima selama proses pengerjaan.
Proses laku-panas adalah kombinasi dari operasi pemanasan dan pendinginan dengan kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap logam atau paduan dalam keadaan padat, sebagai suatu upaya untuk memperoleh sifat-sifat tertentu. Proses laku-panas pada dasarnya terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dengan pemanasan sampai ke temperatur tertentu, lalu diikuti dengan penahanan selama beberapa saat, baru kemudian dilakukan pendinginan dengan kecepatan tertentu.
Secara umum perlakukan panas (Heat treatment) diklasifikasikan dalam 2 jenis :
1. Near Equilibrium (Mendekati Kesetimbangan)
Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Near Equilibrium ini diantaranya adalah untuk : melunakkan struktur kristal, menghaluskan butir, menghilangkan tegangan dalam dan memperbaiki machineability. Jenis dari perlakukan panas Near Equibrium, misalnya : Full Annealing (annealing), Stress relief Annealing, Process annealing, Spheroidizing, Normalizing dan Homogenizing.
2. Non Equilirium (Tidak setimbang)
Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Non Equilibrium ini adalah untuk mendapatkan kekerasan dan kekuatan yang lebih tinggi. Jenis dari perlakukan panas Non Equibrium, misalnya : Hardening, Martempering, Austempering, Surface Hardening (Carburizing, Nitriding, Cyaniding, Flame hardening, Induction hardening)
Sebelum kita membahas lebih jauh lagi tentang perlakuan panas, tidak ada salahnya jika kita sedikit mereview kembali (mengulang kembali) pengetahuan kita tentang Diagram Near Equilibrium Ferrite-Cementid (Fe-Fe3C)
Penekanan kita terletak pada Struktur mikro, garis-garis dan Kandungan Carbon.
Kandungan Carbon
0,008%C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature kamar
0,025%C = Batas kelarutan maksimum Carbon pada Ferrite pada temperature 723 Derajat Celcius
0,83%C = Titik Eutectoid
2%C = Batas kelarutan Carbon pada besi Gamma pada temperature 1130 Derajat Celcius
4,3%C = Titik Eutectic
0,1%C = Batas kelarutan Carbon pada besi Delta pada temperature 1493 Derajat Celcius
Garis-garis
Garis Liquidus ialah garis yang menunjukan awal dari proses pendinginan (pembekuan).
Garis Solidus ialah garis yang menunjukan akhir dari proses pembekuan (pendinginan).
Garis Solvus ialah garis yang menunjukan batas antara fasa padat denga fasa padat atau solid solution dengan solid solution.
Garis Acm = garis kelarutan Carbon pada besi Gamma (Austenite)
Garis A3 = garis temperature dimana terjadi perubahan Ferrit menjadi Autenite (Gamma) pada pemanasan.
Garis A1 = garis temperature dimana terjadi perubahan Austenite (Gamma) menjadi Ferrit pada pendinginan.
Garis A0 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada Cementid.
Garis A2 = Garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada Ferrite.
Struktur mikro
Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan Carbon 0,008%C.
Austenite ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum kelarutan Carbon 2%C pada temperature 1130 Derajat Celcius, struktur kristalnya FCC (Face Center Cubic).
Cementid ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya Orthohombic.
Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang dibentuk pada temperature 1130 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 4,3%C.
Pearlite ialah campuran Eutectoid antara Ferrite dengan Cementid yang dibentuk pada temperature 723 Derajat Celcius dengan kandungan Carbon 0,83%C.
Dari sedikit penjelasan diatas dapat kita tarik benang merah bahwa secara umum laku panas dengan kondisi Near Equilibrium itu dapat disebut dengan anneling.
Anneling ialah suatu proses laku panas (heat treatment) yang sering dilakukan terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk. Tahapan dari proses Anneling ini dimulai dengan memanaskan logam (paduan) sampai temperature tertentu, menahan pada temperature tertentu tadi selama beberapa waktu tertentu agar tercapai perubahan yang diinginkan lalu mendinginkan logam atau paduan tadi dengan laju pendinginan yang cukup lambat. Jenis Anneling itu beraneka ragam, tergantung pada jenis atau kondisi benda kerja, temperature pemanasan, lamanya waktu penahanan, laju pendinginan (cooling rate), dll. Sehingga kita akan mengenal dengan apa yang disebut : Full Annealing (annealing), Stress relief Annealing, Process annealing, Spheroidizing, Normalizing dan Homogenizing.

1. Full annealing (annealing)
Merupakan proses perlakuan panas untuk menghasilkan perlite yang kasar (coarse pearlite) tetapi lunak dengan pemanasan sampai austenitisasi dan didinginkan dengan dapur, memperbaiki ukuran butir serta dalam beberapa hal juga memperbaiki machinibility.
Pada proses full annealing ini biasanya dilakukan dengan memanaskan logam sampai keatas temperature kritis (untuk baja hypoeutectoid , 25 Derajat hingga 50 Derajat Celcius diatas garis A3 sedang untuk baja hypereutectoid 25 Derajat hingga 50 Derajat Celcius diatas garis A1). Kemudian dilanjutkan dengan pendinginan yang cukup lambat (biasanya dengan dapur atau dalam bahan yang mempunyai sifat penyekat panas yang baik).
Perlu diketahui bahwa selama pemanasan dibawah temperature kritis garis A1 maka belum terjadi perubahan struktur mikro. Perubahan baru mulai terjadi bila temperature pemanasan mencapai garis atau temperature A1 (butir-butir Kristal pearlite bertransformasi menjadi austenite yang halus). Pada baja hypoeutectoid bila pemanasan dilanjutkan ke temperature yang lebih tinggi maka butir kristalnya mulai bertransformasi menjadi sejumlah Kristal austenite yang halus, sedang butir Kristal austenite yang sudah ada (yang berasal dari pearlite) hampir tidak tumbuh. Perubahan ini selesai setelah menyentuh garis A3 (temperature kritis A3). Pada temperature ini butir kristal austenite masih halus sekali dan tidak homogen. Dengan menaikan temperature sedikit diatas temperature kritis A3 (garis A3) dan memberI waktu penahanan (holding time) seperlunya maka akan diperoleh austenite yang lebih homogen dengan butiran kristal yang juga masih halus sehingga bila nantinya didinginkan dengan lambat akan menghasilkan butir-butir Kristal ferrite dan pearlite yang halus.
Baja yang dalam proses pengerjaannya mengalami pemanasan sampai temperature yang terlalu tinggi ataupun waktu tahan (holding time) terlalu lama biasanya butiran kristal austenitenya akan terlalu kasar dan bila didinginkan dengan lambat akan menghasilkan ferrit atau pearlite yang kasar sehingga sifat mekaniknya juga kurang baik (akan lebih getas). Untuk baja hypereutectoid, annealing merupakan persiapan untuk proses selanjutnya dan tidak merupakan proses akhir.
2. Normalizing
Merupakan proses perlakuan panas yang menghasilkan perlite halus, pendinginannya dengan menggunakan media udara, lebih keras dan kuat dari hasil anneal.
Secara teknis prosesnya hampir sama dengan annealing, yakni biasanya dilakukan dengan memanaskan logam sampai keatas temperature kritis (untuk baja hypoeutectoid , 50 Derajat Celcius diatas garis A3 sedang untuk baja hypereutectoid 50 Derajat Celcius diatas garis Acm). Kemudian dilanjutkan dengan pendinginan pada udara. Pendinginan ini lebih cepat daripada pendinginan pada annealing.
3. Spheroidizing
Merupakan process perlakuan panas untuk menghasilkan struktur carbida berbentuk bulat (spheroid) pada matriks ferrite. Pada proses Spheroidizing ini akan memperbaiki machinibility pada baja paduan kadar Carbon tinggi. Secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa baja hypereutectoid yang dianneal itu mempunyai struktur yang terdiri dari pearlite yang “terbungkus” oleh jaringan cemented. Adanya jaringan cemented (cemented network) ini meyebabkan baja (hypereutectoid) ini mempunyai machinibility rendah. Untuk memperbaikinya maka cemented network tersebut harus dihancurkan dengan proses spheroidizing.
Spheroidizing ini dilaksanakan dengan melakukan pemanasan sampai disekitar temperature kritis A1 bawah atau sedikit dibawahnya dan dibiarkan pada temperature tersebut dalam waktu yang lama (sekitar 24 jam) baru kemudian didinginkan. Karena berada pada temperature yang tinggi dalam waktu yang lama maka cemented yang tadinya berbentuk plat atau lempengan itu akan hancur menjadi bola-bola kecil (sphere) yang disebut dengan spheroidite yang tersebar dalam matriks ferrite.
4. Process Annealing
Merupakan proses perlakuan panas yang ditujukan untuk melunakkan dan menaikkan kembali keuletan benda kerja agar dapat dideformasi lebih lanjut. Pada dasarnya proses Annealing dan Stress relief Annealing itu mempunyai kesamaan yakni bahwa kedua proses tersebut dilakukan masih dibawah garis A1 (temperature kritis A1) sehingga pada dasarnya yang terjadi hanyalah rekristalisasi saja.
5. Stress relief Annealing
Merupakan process perlakuan panas untuk menghilangkan tegangan sisa akibat proses sebelumnya. Perlu diingat bahwa baja dengan kandungan karbon dibawah 0,3% C itu tidak bisa dikeraskan dengan membuat struktur mikronya berupa martensite. Nah, bagaimana caranya agar kekerasannya meningkat tetapi struktur mikronya tidak martensite? Ya, dapat dilakukan dengan pengerjaan dingin (cold working) tetapi perlu diingat bahwa efek dari cold working ini akan timbu yang namanya tegangan dalam atau tegangan sisa dan untuk menghilangkan tegangan sisa ini perlu dilakukan proses Stress relief Annealing

Sabtu, 20 April 2013

ALAT UKUR FARO


Minggu, 21 April 2013


Alat ukur ARM FARO


Alat bantu dan Alat ukur
“Arm FARO EDGE”



Tema : Coordinate Measurement Machine
(CMM) “Arm Faro”

Dafttar isi

1. Definisi alat ukur
2. Fungsi alat ukur
3. Latar belakang
4. Langkah penggunaan
5. Langkah kerja dan system pengukuran.
6. Jenisnya
7. Kelebihan dan kekurangan
8. Kalibrasi
9. Sumber.









1. Definisi Alat Ukur

Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahuiterhadap standar ukuran tertentu.
Pengukuran dalam arti yang umum adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran acuan atau pembanding (referensi).Proses pengukuran akan menghasilkan angka yang diikuti dengan nama besaran acuan ini.
Pengukuran merupakan perbandingan kuantitatif antara standar yang telah ditentukan sebelumnya dengan benda yang di ukur. Standar pembanding harus mempunyai sifat yang sama dengan benda yang di ukur dan ditentukan oleh International Organization for Standard (ISO).NBS,JIS ,SAE dan sebagainya.

Coordinate Measuring Machne (CMM) Merupakan alat ukur geometrik modern dengan memanfaatkan computer untuk mengontrol gerakan sensor relatif terhadap benda ukur serta untuk menganalisis data pengukuran. CMM merupakan Instalasi untuk mengukur macam-macam jenis pengukuran dengan menggunakan arah X, Y dan Z. Secara garis besar, konstruksi CMM dibagi menjadi 3 bagian:
Unit mesin
Instalasi pengolah data (PC/Softwear)
Probe (touch probe, copy probe, un-direct probe, dsb)


2. Fungsi alat ukur
Pada prinsipnya CMM (Arm Faro) adalah kebalikan dari CNC. Pada CNC koordinat yang dimasukkan menghasilkan gerakan pahat (pisau) pada sumbu X, Y dan Z. Sedangkan pada CMM kontak antara probe dengan benda kerja menghasilkan koordinat. Selain itu jika pada mesin CNC menggunakan bantalan peluru bersirkulasi (circulated ball bearing) maka pada mesin CMM menggunakan bantalan udara (air pad bearing) sehingga gerakannya sangat halus.
Untuk menjamin keakuratan konstruksi CMM dibuat sangat kaku (rigid). Salah satu caranya dengan menggunakan granit sebagai meja atau bidang acuan.

3. Latar belakang
Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat ukur, elemen mesin tidak dapat dibuat cukup akurat untuk menjadi mampu tukar (interchangeable). Pada waktu merakit, komponen yang dirakit harus sesuai satu sama lain. Pada saat ini, alat ukur merupakan alat penting dalam proses pemesinan dari awal pembuatan sampai dengan control kualitas di akhir produksi.di dunia industry manufacture tidak bias lepas dari penggunaan alat ukur, dari yang paling sederhana (manual) sampai yang sudah menggunakan teknogi tinggi.

Melalui makalah ini kami mencoba memberikan penjelasan tentang salah satu contoh alat ukur yaitu Coordinate Measure Machine (CMM) yang mungkin bisa menjadi salah satu alat ukur yang digunakan untuk membantu proses produksi di dunia industry manufacture.


4. Langkah-langkah mengoperasikan Mesin Faro

Memasang perlengkapan Faro yaitu seperti :
Kabel USB ( Konekkan kabel USB ke Notebook atau computer dengan Mesin ).
Kabel power ( Konekkan kabel power ke adabter Faro lalu konekkan kemesin Faro).
Donggel atau port lock dikonekkan ke komputer .

“Langkah menghidupkan ( On ) dan mematikan ( Of ) Mesin Faro”

Menghidupkam Mesin ( On )
Mesin dihidupkan terlebih dahulu ( On )
Sowere Cam2 Measure dihidupkan ( klik Sowere Cam2 Measure, tunggu sampai layar Cam2 Measure kebuka )
Klik devices di layar Cam2 Measure
Klik device setup
Klik FaroArm- USB- portable Coordinate Measurement Machine
Klik Start ( tunggu sampai ada tulusan loaded )
Klik Ok
Pilih menu tepe ukuran yang akan dipakai
Lalu klik Ok

Mematikan Mesin ( Off )

Matikan Sofwere Cam2 Measure melalui :
Klik File
Klik Exit ( tunggu sampai Sofwere Sam2 Measure hilang dari desktop )
Matikan Mesin Faro
Cabut kabel USB ( simpan pada tempat yang disediakan )
Cabut donggel atau Potlock ( simpan tempat yang aman )
Matikan Notbok atau Computer

Cara kalibrasi
Klik devices di layar cam2 measure
Klik Probes atau tekan P dikibot Notbok



Klik Edit



Isi nama operator
Isi Probe Diameter
Klik Create New
Klik Hole Calibartion atau Sphere Calibration



untuk melihat hasil Calibration
klik View Long



klik Set Active
klik Ok

Cara melakukan pengukuran
Klik Measure
Pilih salah satu menu pengukuran lalu klik ( minimal 3 point, maxsimal 999 point )
( Lihat pada gambar dibawa )


Cara pembuatan Alignment atau Datum ( 0,00 )

Untuk pembuatan datum atau Alignment memerlukan sebagai berikut :
 Plane atau bidang
 Garis atau Arah
 Point atau titik koordinat (0,00 ),

Klik Construk,
Klik coordinate System, Lalu pilih salah satu yang akan digunakan,


Misalnya Cordinate System 321





Dalam kolom Select a Plane : yaitu Plane atau bidang ( plane itu bisa berupa, Arc, dan Circle )
Direction of Plane yaitu : dua Axis yang kita inginkan
First Point on Axis : yaitu star arah
Second Point on Axis : yaitu Finish arah
Misalnya First Point on Axis : circle satu dan Second Point on Asis : circle dua, jadi arah Positifnya kearah circle dua dan sebaliknya.
Direction of Axis : yaitu arah Axis yang kita inginkan.
Select Origin : yaitu titik coordinate atau titik senter ( titik Nol ( 0,00 ) ).
Setelah kolom diisi semua klik Ok dan klik Ok lagi.

Misalnya 3 Point
Systemnya sama dengan 321
Klik Construct lalu klik Coordinate System lalu pilih Coordinate 3 Point.


Klik Coordinate 3 Point tunggu sampai muncul gambar seperti dibawah ini


Kolom Select Origin : yaitu titik Coordinate System atau titik Nol ( 0,00 )
Point On +X : yaitu Arah yang kita inginkan
Point On +XY : yaitu Bidang atau Plane
Setelah kolom diisi semua klik Ok lalu klik OK lagi.
Semua basick datum ada dicoordinate 321

Rotasi

Rotasi yaitu : putaran Axis yang kita inginkan bila mana sumbu Axis yang sudah betul sebagai acuan putaran atau poros yang sudah betul.
Rotasi ini tidak harus dilakukan setiap selesai melakukan pembuatan datum
Rotasi ini hanya dilakukan bila diperlukan putaran Axis atau sumbu diputar.
Langkah – langkah melakukan Rotasi
Klik Construct lalu klik Coordinate System lalu klik Rotasi tunggu sampai keluar gambar seperti dibawah ini



Kolom Coordinate System Yaitu : menunjukan Coordinate System terakhir
Kolom Line Defined Axis yaitu : isi sumbu Axis yang sebagai sumbu putaran atau sumbu Poros yang sudah betul.
Kolom by yaitu : isi nilai drajat yang akan diputar ( -/+ ).


CAD =PART

Cad part yaitu : Pengucian datum atau pengucian Alignment
Setiap selesai pembuatan Datum dibiasakan di Cad part agar Datum yang baru kita bikin tidak lari kedatum lama.

Fungsi Cad Part
 Untuk mengunci datum
 Untuk memasuki data Nominal
 Untuk mengunci data Cad dan data Actual


Langkah Cad = Part
Klik Alignment
Klik Cad = Part, lalu
Klik Ok dan Ok
Lihat gambar dibawah ini :



Untuk melihat hasil pengukuran
Langkah untuk melihat hasil pengukuran yaitu
Klik Review Features yang ada didestop Sofwere Cam 2 Measure sampai tampil gambar sebagai berikut :


Data nominal
Langkah memasuki data nominal atau data Standar
Klik Review Features yang ada didestop Sofwere Cam 2 Measure sampai tampil gambar sebagai berikut :



Lalu tekan nominal
Selanjutnya tekan selecs nominal yang berbentuk Nol koma Nol ( 0,0 )
Lihat gambgar dibawah ini :



lalu masukan data Nominal atau data Standar : X =
: Y=
: Z=
Klik Ok, Klik Ok, Klik Report.

Toleransi.
Cara untuk merubah toleransi
Klik Review Features,
Klik Toleransi
Lihat gambar dibawah ini :


Klik Upper Tol. atau Lower Tol.
Isi Upper Tol. atau Lower Tol. Sesuai dengan Standarnya,
Klik save to Preferences,
Klik Report.

7. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan CMM :
• Bisa mengukur Curva ture.benda kerja yang rumit. Revers engineering.
• Koordinat manapun dari benda kerja dapat ditentukan dengan mudah.
• Presisi pengukuran yang tinggi
• Unit pengolah data dapat mengolah data secara cepat dan langsung bisa dicetak
• Waktu seting pengukuran yang singkat
• Portable atau bisa diseting di line produksi atau pun di lab. ukur.
Kekurangan :
• Harganya cukup mahal.
• Membutuhkan skill khusus untuk bias mengoprasikannya.